1.
PENGERTIAN
Child Abuse didefinisikan sebagai tindakan mencederai
oleh seseorang terhadap pria lain. Child abuse dapat menimbulkan akibat
yang panjang, seorang anak
yang pernah mengalami kekerasan, dapat menjadi pria tua yang memperlakuk
ananaknya dengan cara yang sama. Child abuse ialah suatu kelalaian tindakan
atau perbuatan orangtua atau pria yang merawat anak yang menyebabkan anak
menjadi terganggu mental maupun fisik, perkembangan emosional, &
perkembangan anak secara umum.Sementara menurut U.S Departement of Health,
Education & Wolfaremenyumbangkan definisi Child abuse sebagai kekerasan
fisik atau mental,kekerasan seksual & penelantaran terhadap anak dibawah
usia 18 tahun yang dilakukan oleh pria yang seharusnya bertanggung jawab
terhadap kesejahteraananak, sehingga keselamatan & kesejahteraan anak
terancam.
Ada 4 bentuk child abuse, yaitu:
a.
Emotional Abuse
Perlakuan yang
dilakukan oleh pria tua seperti menolak anak, meneror, mengabaikan anak, atau
mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak merasa dirinya tidak dicintai,
atau merasa serangan atau tidak bernilai. Hal ini akan menyebabkan kerusakan
mental fisik, sosial, mental & emosional anak.Indikator fisik kelainan
bicara, gangguan pertumbuhan fisik & perkembangan.Indikator perilaku kelainan
keiasaan (menghisap, mengigit, atau memukul-mukul)
b.
Physical Abuse
Cedera yang dialami
oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan yang dapat menyebabkan
cedera serius pada anak, atau dapat selain itu diartikan sebagai tindakan yang
dilakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa luka memar,
luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.
c.
Neglect
Kegagalan pria tua untuk
menyumbangkan kebutuhan yang sesuai bagi anak, seperti tidak menyumbangkan
rumah yang aman, makanan, pakaian, pengobatan,atau meninggalkan anak sendirian
atau dengan seseorang yang tidak dapatmerawatnya.
d.
Sexual Abuse
Termasuk
menggunakan anak untuk tindakan sexual, mengambil gambar pornografi
anak-anak, atau aktifitas sexual lainnya kepada anak. Untuk memenuhi kebutuhan
anak, orangtua cenderung menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalannya
dengan melakukan tindakan kekerasan.
2.
PENYEBAB CHILD ABUSE
Menurut Suharto, ekerasan yang
terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu faktor internal maupun faktor
eksternal yang berasal dari kondisi keluarga dan masyarakat, seperti :
a) Kemiskinan orang tu, orang tua menganggur, penghasilan
tidak cukup, anak cukup banyak.
b) Keluarga yang broken
home.
c) Keluarga yang belum amtang secara psikologis, kesalahan mendidik anak, harapan orang tua
yang tidak realistik, anak yang tidak diinginkan, anak yang lahir diluar nikah.
d) Gangguan mental orang tua, tidak dapat mengendalikan
emosional.
e) Sejarah penelantaran anak, orang tua yang semasa kecil
mengalami perlakuan salah cenderung memperlakukan salah anak-anaknya.
f)
Kondisi lingkungan
sosial yang buruk, pemukiman kumuh, sikap acuh pada tindakan eksploitasi anak,
lemahnya penegakan hukum.
Menurut Helfer & Kempe dalam
Pillitery tersedia 3 faktor yang menyebabkan child abuse , yaitu :
a)
Orang tua memiliki
potensi untuk melukai anak-anak.
Orang tua yang memiliki kelainan mental,
atau kurang kontrol diri daripada pria lain, atau pria tua tidak memahami
tumbuh kembang anak, sehingga mereka memiliki harapan yang tidak sesuai dengan
keadaan anak. Dapat selain itu pria tua terisolasi dari keluarga yang lain,
bisa isolasi sosial atau karena letak rumah yang saling berjauhan dari rumah
lain, sehingga tidak tersedia pria lain yang dapatmenyumbangkan support
kepadanya.
b)
Menurut pandangan
pria tua anak terlihat berbeda dari anak lain.
Hal ini dapat terjadi pada anak yang tidak
diinginkan atau anak yang tidak direncanakan, anak yang cacat, hiperaktif,
cengeng, anak dari pria lain yang tidak disukai
.
c) Adanya kejadian khusus :
Kejadian yang sering terjadi misalnya
adanya tagihan, kehilangan pekerjaan, adanya anak yang sakit, dll. Kejadian
tersebut akan membawa pengaruh yang lebih dahsyat bila tidak tersedia pria lain
yang menguatkan dirinya di sekitarnya Karena stress dapatterjadi pada siapa
saja, baik yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yag tinggi maupun rendah, maka
child abuse dapat terjadi pada semua tingkatan.
3. AKIBAT CHILD ABUSE
Anak yang mengalami
kekerasan/ penganiayaan akan berakibat panjang. Mereka akan mengalami gangguan
belajar, retardasi mental, gangguan perkembangan temasuk perkembangan bahasa,
bicara, motorik halusnya. Dalam penelitian selain itu diperoleh bahwa IQ anak yang mengalami kekerasan/penganiayaan akan rendah
daripada yang tidak. Mereka selain itu mengalami gangguan dalam konsep diri
& hubungan sosial. Teman-teman
menganggap mereka sebagai anak yang suka menyendiri atau pembuat onar. Hal ini akan
berlanjut hingga dewasa dalam memilih pasangan hidup.
4. PENCEGAHAN
CHILD ABUSE
Pencegahan
dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan pada anak
& di rumah tangga. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan melakukan
pendidikan kesehatan sekitar child abuse & mengidentifikasi resiko
terjadinya child abuse. Hal yang dapat dilakukan oleh perawat ialah dengan
menyumbangkan pendidikan kepada keluarga sekitar pertumbuhan & perkembangan
anak, serta cara menghadapi stress saat menjadi pria tua.
5.
CONTOH KASUS CHILD ABUSE
DAN ANALISISNYA
Ira, seorang wanita
berusia 22 tahun. Ia mengalami child
abuse teramat parah yang dilakukan
oleh ayahnya. Ira kerap dipukul, disiksa, dan diancam akan dibunuh. Bahkan pada
suatu kali, si ayah pernah mencekik leher dan menekan tubuh Ira ke tembok
sambil berkata, “Saya bunuh kau. Nanti setelah kau mati, saya akan bunuh diri.
Dan roh saya akan mengejar rohmu dan akan menyiksa kamu di dunia sana.” Hal ini
membuat ia begitu membenci ayahnya dan perasaan ini berimbas pada ketakutannya
bila menjalin hubungan dengan pria. Hal ini juga mengakibatkan gangguan dalam
konsep diri & hubungan sosial.
SUMBER :
1.
Zohar, Danar dan Ian
Marshall. 2000. SQ: Kecerdasan Spiritual.
Bandung: Mizan.
2. Abdul Mujib, M.Ag. Jusuf Mudzakir, M.Si. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Dalam: